MEI – WAKTU TIDAK MEMILIH SESUATU YANG TEPAT

Mei sudah pun tiba di ‘antara’ masa dan manusia. Mei berdiri di tengah masa dan manusia. Mei sedikit melepasi suara bising dan keluhan-keluhan yang tidak pernah sejat. Mei masih mau menyimpannya dan berharap dengan membiarkan saja masa untuk membawanya pergi dengan senyap, di suatu titik-titik-titik-titik-titik saat waktu yang jauh. Jauh untuk suara bising mampu didengari dan menyakitkan.

Mei kali ini benar-benar suka, suka di mana separuh kehidupannya adalah sebuah kota yang dibangunkan dengan nilai ketahanan masa dan manusia. Manusia bertahan. Masa begitu bermakna. Manusia memandang Mei dengan tepat, pada titik-titik-titik saat, saat masa harus dibilang tidak membuat pilihan, kerna masa ternyata tidak punya pilihan untuk terhenti dengan tepat. Bahkan masa begitu jelas tidak pernah berhenti. Masa cuma perjudian. Cuma manusia itu saja yang sering punya pilihan.

Begitu Mei menyedari, pilihan juga harus bermula dengan manusia yang tepat. Bahkan ia menyedari pilihan juga tidak memiliki titik-titik-titik saat yang tepat.

Manusialah, titiknya. Titik-titik-titik saat yang tepat sebuah pilihan untuk membangunkan kota ketahanan dan jiwa masa menilai kesedaran.

Salam Ramadhan..

Leave a comment